google-site-verification: google8563cbe34eb03fea.html

Selasa, 03 Oktober 2017

EDISI II: ROKOK DAN IBADAH HAJI

Artikel bebas ini ditulis sebagai bentuk kepedulian dan juga keprihatinan penulis sebagai petugas haji Indonesia (PPIH dan TKHI) yang selama bertugas banyak menyaksikan jamaah haji Indonesia mengalami gangguan kesehatan yang sedikit banyak asap rokok sebagai faktor predisposisi ataupun faktor presipitasi (Penyebab dan pemicu), disamping faktor-faktor lain yang sudah melekat pada jamaah haji sejak keberangkatan dari tanah air. Besar harapan nantinya aturan terhadap rokok jamaah haji dapat dibuat dan diterapkan demi tercapainya jamaah haji yang sehat, bugar dan mabrur, diantaranya adalah larangan membawa rokok baik oleh jamaah, petugas haji ataupun pihak maskapai yang selama ini disinyalir menjadi bisnis oknum tertentu.


Suara Alarm hotel berbunyi dengan suara yang sangat keras dan membuat panik seluruh jamaah haji yang baru saja memasuki ruang hotel lantai 4 di Mekkah waktu itu, ternyata bunyi keras itu berasal dari Smoke Detector yang dipasang oleh pihak hotel dilangit-langit setiap lantai untuk mendeteksi asap. Setelah dilakukan penelusuran ada jamaah yang baru saja merokok dan bekas asapnya masih terdeteksi sensor.

Di Indonesia bukan hal yang aneh lagi,  saat ini kebiasaan merokok merupakan hal yang mudah dilakukan oleh siapa saja,  dimana saja dan kapan saja. Aturan mengenai rokok tampaknya belum dapat diterapkan secara maksimal, disamping berbagai pertimbangan ekonomi dan sosial bagi masyarakat dan negara.  Rokok merupakan masalah komplek yang penyelesaiannya juga membutuhkan action dan energy yang besar.

Regulasi tentang rokok dibeberapa negara memberi batasan kepada penduduknya untuk tidak merokok secara bebas seperti di negara kita. Di negara Malaysia yang masih sangat dekat dengan Indonesia saja kondisinya yang sangat berbeda, pemerintah Malaysia melarang rokok dijual bebas,  hanya toko tertentu yang boleh menjual rokok itupun dengan harga yang sangat mahal disertai dengan pesan-pesan peringatan yang menakutkan, hal ini menyebabkan masyarakat tidak  mudah membeli rokok karena berbagai pertimbangan.

Merokok adalah kebiasaan hidup yang tidak sehat, dalam sebatang rokok terkandung berbagai racun yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. Lebih dari 4000 bahan kimia yang ratusan diantaranya merupakan zat beracun, diantaranya adalah acetone (penghapus cat),  metanol (bahan bakar roket), nikotin (masuk ke dalam tubuh akan mengurangi kadar oksigen yang masuk dalam darah,  zat ini bersifat candu, mempercepat detak jantung dan penghambat rasa lapar), naphtalen (kapur barus), cadmium (dipakai untuk aki mobil), acrolein (zat berbentuk cair dan tidak berwarna diperoleh dari gliseril,  mengandung alkohol), carbon monoksida (gas dari knalpot,  mengikat diri pada Hb dalam darah sehingga menjadi penghalang penyediaan oksigen menyebabkan mudah lelah), benzopyrene (carciogenic /pemicu kanker), vinyl chloride (bahan plastik PVC), tar (kandungan ikut terhisap dan mengendap di paru-paru memberikan dampak negatif pada kinerja rambut kecil yang melapisi paru yang berfungsi untuk membersihkan kuman dan hal lain yang keluar dari paru), hidrogen cyanida (racun untuk hukuman mati), amonia (pembersih lantai), toeluen (pelarut industri), arsenic (racun semut putih), phenol (pemicu kanker), butane (bahan bakar korek api), pyridine (pembunuh hama) dan masih sangat banyak kandungan beracun lainnya.

Kamis, 28 September 2017

EDISI I: IMPLEMENTASI ISTITHAAH KESEHATAN HAJI 1438H

Ada beberapa pertanyaan dan pernyataan dari calon jamaah haji yang sering kita dengar saat menjelang keberangkatan, diantara adalah pernyataan 'Kami ke Tanah Suci untuk meninggal disana', 'Petugas haji bertugas mengurus kami apapun kondisi kami saat berada di Tanah Suci', 'Kami keluarga jamaah sudah mengikhlaskan keluarga kami terhadap semua risiko selama perjanan ibadah haji keluarga kami'. Pertanyaan diantaranya Apakah orang sakit tidak boleh beribadah? Bukankah beribadah itu hak semua orang? apalagi kami sudah antri sejak 10 tahun yang lalu, keluh Seorang ibu muda yang suaminya menderita penyakit gagal ginjal dan sudah 7 tahun menjalani cuci darah secara rutin. Ibu tersebut mengatakan suaminya tetap bisa aktivitas seperti biasa, bahkan masih mengajar dan berangkat sendiri ketika mau cuci darah, sebuah kenyataan yang sulit untuk diterima.

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima dan tidak semua orang memiliki kesempatan untuk bisa berangkat ke Tanah Suci. Seorang istri berusaha memperjuangkan suami yang terancam tidak bisa berangkat haji bersamanya. Rasanya ikut prihatin ketika calon jemaah haji sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kesehatannya namun hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat kesehatan. Ibadah haji merupakan ibadah fisik, yang dalam kenyataannya setiap aktivitas yang dilaksanakan membutuhkan kondisi tubuh yang sehat.

Minggu, 16 Juli 2017

JENIS-JENIS LUKA (VULNUS)

Untuk memudahkan Identifikasi luka, berikut nama jenis luka dan penjelasannya:

1. Vulnus Laceratum (Laserasi)
Vulnus Laceratum atau di singkat “VL” adalah luka yang mengakibatkan robek pada kulit dengan identifikasinya memiliki dimensi panjang, lebar dan dalam. Biasanya Vulnus Laceratum diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting pohon, terkena batu sehingga menimbulkan robekan pada kulit.

2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
Vulnus Excoriasi atau di singkat “VE” adalah luka yang di akibatkan terjadi gesekan dengan benda keras

Jumat, 30 Juni 2017

MENGENAL LEBIH DALAM BRUGADA SYNDROME

Belum lama ini, Journal of the American College of Cardiology (Vol 41, 2003) memuat sebuah artikel khusus memperingati 10 tahun sindrom Brugada. Sindrom Brugada adalah suatu jenis abnormalitas elektrik jantung bawaan yang secara tragis dapat merenggut nyawa laki-laki usia sekitar 30 saat terlelap tidur. Seperti halnya sindrom QT panjang, penderita sindrom Brugada sebelumnya sehat-sehat saja bahkan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner mungkin tidak ditemukan dan struktur jantungnya juga normal. Kelainan ini sebenarnya dapat terdeteksi melalui elektrokardiografi (EKG), yaitu peralatan medis sederhana yang berfungsi merekam irama jantung. Abnomalitas irama jantung sindrom Brugada adalah adanya blok berkas jantung kanan (Right Bunddle Branch Block, RBBB) dengan elevasi segmen ST di sandapan jantung kanan yang kadang tidak kentara. Sebelumnya, abnormalitas ini kurang begitu dipedulikan para dokter karena orangnya sehat dan bugar hingga Brugada bersaudara dari Barcelona, yaitu Pedro dan Josep Brugada, tahun 1992 mendeteksi adanya keterkaitan abnormalitas EKG tersebut. Mereka menemukan adanya kematian dan serangan aritmia (gangguan listrik jantung) ganas pada delapan pasien dengan struktur jantung yang normal.

Jumlah Pengunjung :